page contents

seoonline88.com - Review Dan Preview Website Bola

Kronologis Kerusuhan Berujung SARA Di Tanjung Balai

Kronologis Lengkap Di bakarnya 6 Vihara di Tanjung Balai

 




Kota Tanjung Balai mencekam,Jumat jam 11 malam terjadi aksi anarkis dan SARA,yang di lakukan pemuda pemuda muslim setempat dengan merusak dan membakar tempat tempat ibadah umat buddha berupa Vihara dan Pekkong.

Keterangan yang di dapat dari berbagai sumber berawal dari teguran seorang wanita  keturunan bernama Meliana umur 41 Warga jln.Karya Tj Balai. kepada Nazir Mesjid yang berada di depan rumahnya
Meliana Meminta Mesjid Almakshum untuk mengecilkan suara Mikropon di Mesjid,Dan ucapan itu di lakukan berkali kali oleh meliana yang akhirnya terjadi keributan Di Mesjid tersebut,hingga Kepling mengamankan ke dua belah pihak ke kantor Lurah.

Setibanya di Polsek, lalu dilakukan pertemuan dengan melibatkan Ketua MUI , Ketua FPI, Camat, Kepling dan Tokoh masyarakat setempat.Namun pada saat bersamaan, massa sudah mulai banyak berkumpul dipimpin oleh kelompok elemen mahasiswa . Mereka melakukan orasi.
Oleh petugas, aksi massa ini sudah sempat diredakan. Sehingga mereka bersedia membubarkan diri.
Namun entah siapa yang memulai, pada pukul 22.30 wib, konsentrasi massa kembali terjadi. Warga kembali berkumpul karena diduga telah tersulut informasi melalui media sosial (facebook) yang diposting oleh salah seorang anggota masyarakat.

Selanjutnta massa tersebut kembali mendatangi rumah Meliana di Jl Karya dan berupaya hendak membakar namun dilarang oleh warga sekitar.Karena massa sudah semakin banyak dan semakin emosi, membuat sulit untuk dikendalikan menjelang tengah malam itu.Dengan komando spontanitas, selanjutnya massa bergerak menuju Vihara Juanda yang berjarak sekitar 500 meter dari Jl Karya. Di sini, massa berupaya membakar, namun dihadang oleh personil Polres Tj Balai.

Karena pengawalan petugas, aksi massa tak bisa membakar. Namun pelemparan batu oleh warga yang sudah emosi tak dapat terelakkan hingga merusak beberapa bagian dari Vihara tersebut.Dari sini, selanjutnya massa bergerak melakukan sweeping dan pembakaran dan pengerusakan di beberapa tempat ibadah, di antaranya: di Pantai Amor melakukan pembakaran terhadap isi satu unit Vihara dan 3 unit klenteng serta 3 unit mobil dan 3 unit Sepeda motor dan 1 unit betor.








Kemudian di Jl Sudirman, massa melakukan pengerusakan terhadap barang-barang yang ada di dalam 1 unit klenteng.

Selanjutnya di Jl Hamdoko, massa merusak barang-barang yang ada dalam 1 unit klenteng dan 1 unit praktek pengobatan Tionghoa serta 1 unit sepeda motor.

Begitu juga di Jalan KS Tubun, mereka merusak barang-barang yang ada dalam 1 unit klenteng dan 1 unit bangunan milik Yayasan Putra Esa di Jalan Nuri.

Warga juga melakukan aksi anarkhis di Jalan Imam Bonjol dengan cara membakar barang-barang yang ada dalam 1 unit Vihara.

Kemudian massa merusak isi bangunan Yayasan Sosial dan merusak 3 unit mobil di Jalan WR Supratman, merusak pagar Vihara di Jalan Ahmad Yani, membakar barang-barang yang ada dalam 1 unit klenteng di Jalan Ade Irma.

“Barang-barang yang dibakar dan dirusak oleh massa di dalam vihara dan klenteng itu, berupa peralatan sembayang, seperti dupa, gaharu, lilin, minyak dan kertas, meja, kursi, lampu, lampion, patung Budha, gong,” sebut sumber.

Akibat aksi massa yang brutal dan meluas itu, membuat Polisi dan TNI menyatukan kekuatan guna meredakan konflik berlanjut. Selain pengamanan semua tempat Ibadah umat Buddha, seperti Vihara dan Kelenteng, polisi juga telah berkordinasi dengan Muspida, tokoh agama dan tokoh masyarakat kota Tanjung Balai hingga Sabtu (30/7/2016) dini hari.

Sekitar pukul 04.30 wib, konsentrasi massa sudah mulai membubarkan diri. Sementara petugas terus melakukan pendataan dan penyelidikan.

Terpisah, Kabid Humas Poldadu, Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, bantuan pengamanan sudah dilakukan dengan back up dari personel Brimob, perbantuan dari Polres Batubara dan Polres Asahan, termasuk juga dari TNI AL dan TNI AD.

Sekaitan aksi anarkhis itu, sedikitnya sudahada 7 (tujuh) orang yang diamankan petugas karena kedapatan melakukan penjarahan pada saat terjadinya aksi brutal. Sementara Meliana si pemicu aksi masa dan keluarganya masih diamankan di Polres Tanjung Balai guna menjaga hal-hal yang tak diinginkan.

“Api tidak lama menyala dan yang terbakar bukan bangunan, namun pada umumnya berupa peralatan sembahyang. Jadi bangunan tidak ada yan terbakar habis, hanya sebagian kecil bangunan saja,” ujar Kabid.

Adapun personel yang dilibatkan dari saat kejadian hingga saat ini, Polres Tanjung Balai 200 personel, Polres Asahan 100 personel, Brimob Subden 3B 60 Personel, Polres Batu Bara 30 personel, Brimob Tebing Tinggi 75 personel, ditambah personil TNI AD (Kodim) dan AL (Lanal).

“Situasi di Tanah karo dan Tanjung balai sudah kondusif. Dihimbau kepada masyarakat Sumateta Utara agar tetap tenang, jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu dan informasi yang belum jelas kebenarannya. Polri beserta TNI dan instansi terkait, didukung oleh masyarakat siap untuk menjaga kondusivitas Sumatera Utara,” kata mantan Kapolres Binjai ini.(jhon/snd/bbs)

Sumber Metro Online

Share on Google Plus
0 Comments

0 komentar:

Jasa Seo Website Bola

Jasa Seo Website Bola
Texas Holdem Poker